Minggu, 29 Mei 2016

FILOSOFI CAVING

FILOSOFI CAVING

Menyusuri gua sering dilakukan oleh orang-orang yang ingin tahu tentang lingkungan. Jika seorang ditanya mengapa menyusuri gua, mungkin jawabanya adalah karena ingin tau dan ingin mendapat pengalaman. dan itu adalah jawaban yang klasik.

Namun, apa arti sebuah penyusuran gua sebenarnya? Tentu saja alasan tadi belum cukup memberikan jawaban. Tapi menurut saya segala sesuatu yang berhubungan dengan eksplorasi alam sebaiknya bertujuan untuk konserfasi. Yach, setidaknya secara tidak langsung. Mungkin hal tersebut terlalu munafik jika kita memandang kelakuan kita akhir-akhir ini.

Lalu, jika alasan telah mentok, skarang apa yang kita dapat dari caving? Ketika kita berada dalam kegelapan gua, jantung kita mungkin akan berdegup kencang karena pengaruh hormon yang dikeluarkan kelenjar adrenalin. Tapi hal ini menurut saya tidak esensial. Esensi sebuah penyusuran gua adalah tersirat. saya menganalogikan penyusuran gua dengan kehidupan. Ketika kita menapaki lorong-lorong gua yang lembab dan gelap, kita seolah-olah sedang mencari kegelapan, kondisi yang sering kali menjadi tdk menguntungkan. Namun setelah kita mencapai jantung gua, tempat maksimal dimana kita memutuskan untuk merubah langkah kita (menjadi berorientasi pada cahaya, pintu gua, jalan keluar)

apa tujuannya? Siapa yangg mau cari masalah, mencari kesusahan, kegelapan. Namun, inilah yg penting. Kita sekali-kali perlu merasakan kegelapan, ketidaknyamanan. Agar kita tahu, agar kita bersyukur ketika kita telah kembali merasakan keadaan terang, yang penuh nikmat. Agar kita bersyukur. Dan satu lagi, syukuri hidup, jangan nikmati hidup agar kita tidak terlena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar