Kamis, 09 Juni 2016

Tips Mendaki Gunung Agar Terhindar Dari Risiko Tersesat dan Kecelakaan

Tips Mendaki Gunung Agar Terhindar Dari Risiko Tersesat dan Kecelakaan

Mendaki gunung saat ini sudah menjadi kegiatan yang semakin populer. Rasanya belum keren anak muda kalau belum pernah naik gunung, apalagi setelah dipopulerkan oleh film yang menceritakan kawanan sahabat yang naik Semeru tanpa koordinasi dan persiapan, dan naik Mahameru hanya bermodal 1 Botol Air untuk berenam :D. Ditambah lagi sekarang film tentang pendakian Rinjani, dimana sang aktris naik gunung memakai hotpants dan tanktop :D. Gunung, walaupun semakin populer menjadi destinasi untuk adventure, bukanlah tempat yang bisa diremehkan. Berbeda dengan destinasi lainnya, butuh persiapan yang matang untuk mendaki gunung. Bahkan, walaupun sudah melakukan persiapan, tidak jarang hal yang tidak diinginkan terjadi. Cuaca yang sering berubah, kabut,,badai, hujan, ataupun letusan gunung, menjadi risiko yang bisa mengancam kapanpun. Lalu gimana sih caranya agar terhindar dari tersesat atau kecelakaan saat naik gunung? Kita tidak bisa menantang kuasa Tuhan dan ganasnya alam, tapi setidaknya risiko tersebut dapat dihindari jika kita tetap rendah hati, taat aturan, santun, dan mengikuti tips yang dihimpun dari pengalaman dan berbagai sumber ini. Yuk simak bersama!

1. Ikuti Tata Tertib dan Adat Istiadat Lokal Peraturan ada untuk dilanggar, itu biasanya guyonan kita, ya nggak? Tapi cobalah untuk guyonan kalau kamu sedang adventure di gunung, pantai, laut, atau alam bebas lainnya. Peraturan ada untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Termasuk juga aturan ketika di gunung. Ikuti tata tertib pendakian, dan ikuti semua petunjuk dan arahan dari basecamp. Basecamp yang dijaga penduduk setempat bersama Ranger dari dinas terkait, lebih paham kondisi gunung daripada kamu yang pendatang. Kalau memang kita tidak diperbolehkan naik karena kondisi yang tidak memungkinkan, jangan ngeyel dan keras kepala. Nyawa kita taruhannya…

2. Lengkapi Perlengkapan Perlengkapan gunung memang nggak bisa dibilang murah, namun nyawa kita juga nggak murah. Lengkapi perlengkapanmu, mulai dari perlengkapan pribadi yang paling penting seperti sepatu, carrier/daypack, sandal, jaket, sarung tangan, buff/masker, dan lain sebagainya. Masih merasa mahal juga? sekarang banyak persewaan alat outdoor yang bisa kamu pinjam, atau kamu bisa cari perlengkapan pengganti yang setara dengan perlengkapan standar mendaki gunung.

3. Jangan Hanya cukup, Lebihkan Logistik Yang Kamu Bawa Logistik, bahan makanan dan air, adalah hal yang paling penting. Di atas gunung rata-rata tidak ada warung (Pengecualian untuk warung mbok yem yang berada di gunung lawu). Siapkan bahan makanan yang tahan lama, praktis, dan mudah diolah seperti sosis siap makan, sardine, lontong, sayuran kering, biscuit, ataupun sereal. Lebihkan logistik untuk 2-3 hari (sesuaikan dengan jarak tempuh pendakian) untuk berjaga-jaga kalau kita tersesat dan harus survival. Ingat! Di Gunung kita nggak bisa dengan centilnya teriak :”Lets get Lost! Lets Gooo!” :D.  Lost di gunung bisa sekali berubah jadi Death.. waspadalah waspadalah.

4. Pelajari Jalur Pendakian Pelajari jalur pendakian gunung yang akan kamu daki. Saat ini, banyak catatan perjalanan, artikel, dan berita bertebaran di Internet. Cari informasi sebanyak-banyaknya meliputi peta, nama-nama pos, ketersediaan sumber air, persimpangan jalan, ataupun lama waktu perjalanan. Dengan informasi yang cukup, setidaknya kamu tidak “buta” sama sekali dan tidak panik saat terjadi hal yang tidak diinginkan.

5. Jangan Curi-curi Untuk Menghindari Bayar Tiket, Lapor ke Basecamp Beberapa Gunung menerapkan biaya retribusi yang agak tinggi, seperti gunung Semeru. Dana retribusi yang tinggi ini “katanya” digunakan untuk biaya pemulihan ekosistem dan penjagaan taman nasional. Terlepas dari benar tidaknya dana tersebut dialokasikan, jangan sekali-kali lewat “jalur belakang” dan tidak melapor ke Basecamp. Kalau kita tidak melapor ke Basecamp, sebenarnya tidak masalah karena tiket juga tidak diperiksa. Namun namamu dan kelompokmu tidak tercatat di Basecamp. Akan menjadi panjang masalahnya kalau terjadi apa-apa dengan kelompokmu. Lapor ke Basecamp setidaknya akan membuat Ranger bisa menghitung pengunjung yang naik maupun yang turun gunung, sehingga memudahkan koordinasi dengan pihak terkait.

6. Ikuti Jalur Resmi Pendakian Banyak jalan menuju puncak. Di sepanjang jalur, biasanya ada juga jalur crossing yang langsung menanjak, ataupun jalan pintas. Jangan sesumbar, dan ikutilah terus jalur resmi. Selain terdapat banyak petunjuk jalan, jalur resmi merupakan jalur lalu lintas utama para pendaki, sehingga apabila terjadi sesuatu pada kelompokmu akan dengan cepat diketahui.

7. Apapun Yang Terjadi, Jangan Terpisah Dari Rombongan, dan Jangan Meninggalkan Teman Sendirian Rombongan dalam mendaki gunung biasanya secara alamiah akan terpisah. Yang jalannya pelan akan di belakang, sedangkan yang tenaga kuda akan selalu di depan. Apalagi akan selalu ada teman yang keluar “ego” nya, dan ada juga teman yang sok bilang “kalian duluan aja nanti gue nyusul”. Big No. Jangan pernah terpisah dari rombongan, apalagi terpisah seorang diri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Di Gunung biasanya susah sinyal, dan apabila teman kita tersesat sendirian, biasanya dia akan mudah panik dan akan berakibat fatal. Bersama selalu lebih baik daripada sendiri. Setuju gaes?

8. Jangan Melawan Alam Cuaca di gunung tidak bisa diprediksi. Cuaca panas bisa berubah sekejap menjadi berkabut tebal bahkan badai di siang hari. Alam tidak untuk ditaklukkan men, lebih baik cari aman saja. Apabila jalur pendakian tertutup kabut tebal dengan jarak pandang yang semakin pendek, lebih baik berhenti saja karena senter juga tidak akan membantu. Jalur pendakian yang biasanya terdapat jurang di sisinya, akan sangat berbahaya apbila jarak pandang kita pendek.

9. Hilangkan Nafsu Menaklukkan Puncak Puncak adalah bonus. Kebersamaan, perjalanan, dan renunganlah yang utama ketika kita naik gunung. Jangan sampai nafsu memburu puncak membuatmu meninggalkan teman-temanmu. Apalah artinya sampai puncak kalau sendirian? Sukses itu berjamaah bro, setuju?

10. Terus Berkomunikasi Dengan Basecamp Terus berkomunikasi dengan basecamp. Syukur-syukur kalau ada sinyal. Kalau tidak, kamu bisa membawa atau menyewa Handie Talkie yang bisa berhubungan terus dengan basecamp. Mendaki gunung adalah hak semua orang, namun Gunung juga punya hak untuk tetap lestari. Banyaknya orang yang naik gunung tidak akan menjadi masalah apabila kita menjaga kebersihan, tidak merusak alam, dan berkontribusi pada masyarakat sekitar kawasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar