Rabu, 29 Juni 2016
BELAJARLAH DARI ALAM
Menghindari Pacet
Apakah Anda Termasuk Pendaki Berbahaya
Selasa, 28 Juni 2016
PRINSIP KEBERSAMAAN DALAM MENDAKI GUNUNG
MENGERTI DAN PAHAMI SIKLUS ALAM
FILOSOFI MUDIK
TIPS MEMINTA IJIN ORANG TUA UNTUK MENDAKI GUNUNG
Sabtu, 25 Juni 2016
MENJAGA KEBERSIHAN GUNUNG
Jumat, 24 Juni 2016
Buang Jauh-Jauh Budaya Saling Menyalahkan Antar Sesama Pendaki Dan Pecinta Alam Lainnya
Kamis, 23 Juni 2016
Hobby Mendaki Dengan Perlengkapan Sewa
Filosofi Kehidupan
Filosofi Kehidupan Edelweiss
Filosofi Alam
Pecinta Alam dan Kekerasan
Makna Filosofi Pecinta Alam
Minggu, 19 Juni 2016
TINGKATAN DALAM MENDAKI GUNUNG
Ada beberapa tingkatan “Tujuan mendaki gunung”, yakni sebagai berikut:
- Tujuan mendaki gunung yang pertama, bisa dibilang tujuan yang paling rendah adalah ”Untuk hobi atau kesenangan pribadi semata”. Para pendaki gunung yang bertujuan untuk hobi ini, biasanya mendaki gunung untuk sekedar rekreasi, mengisi waktu luang atau melepas kepenatan. Orang-orang ini mendaki gunung untuk menikmati pemandangan alam, menghirup udara segar atau berkemah bersama teman-teman. Puncak gunung bukanlah harga mati, karena yang mereka kejar hanyalah kesenangan semata. Jadi meskipun mereka mendaki gunung tidak sampai ke puncak, sebenarnya mereka sudah cukup puas.
- Tingkat kedua, tujuan mendaki gunung “Untuk prestise atau mendapatkan pengakuan”. Para pendaki yang mendaki gunung untuk tujuan seperti ini, yang mereka kejar hanya puncak. Jadi puncak gunung adalah harga mati bagi mereka. Bagaimanapun caranya, puncak harus bisa diraih, karena mereka beranggapan semakin banyak puncak gunung yang dikoleksi, maka prestise akan meningkat pula dan Ia-pun akan mendapat pengakuan dari orang lain (meskipun kenyataannya justru dianggap sombong dan kurang begitu dianggap oleh kebanyakan pendaki).
- Tingkatan yang lebih tinggi yakni “ Untuk pengalaman dan Ilmu pengetahuan”. Orang-orang yang bertujuan seperti ini tidak hanya “pendaki gunung atau petualang saja”, tetapi bisa juga para ahli yang mendaki gunung untuk keperluan penelitian. Contoh: Seorang ahli “Vulkanologi” harus mendaki gunung untuk meneliti keadaan kawah sebuah gunung, Seorang pendaki yang mendaki gunung untuk keperluan membuat peta, seorang ahli yang mendaki gunung untuk keperluan meneliti jenis-jenis hewan dan tumbuhan di sebuah gunung, seorang petualang yang mendaki gunung untuk membuka jalur pendakian atau mencari lokasi sumber air dsb. Orang-orang yang memiliki tujuan ini, biasanya mengabaikan “Prestise” atau bahkan “nyawanya” sekalipun karena tujuan utama mereka adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam benak mereka. Demi ilmu pengetahuan dan pengalaman baru sehingga bermanfaat untuk dirinya dan juga orang lain.
- Tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi adalah “ Untuk pelestarian alam atau misi penyelamatan”. Biasanya banyak dari kalangan para “Pecinta alam” (Pecinta alam yang sebenarnya), Tim SAR atau polisi hutan. Mereka mendaki gunung untuk kelestarian alam, misalnya reboisasi di lereng gunung, ekspedisi bersih-bersih gunung dari coretan-coretan dan sampah gunung, perbaikan jalur pendakian untuk mencegah adanya jalur-jalur bayangan yang akan menyesatkan pendaki, Tim SAR yang mendaki gunung untuk mencari pendaki yang hilang, para polisi hutan yang mendaki gunung untuk menjaga hutan dari bahaya kebakaran atau memburu para penebang dan pemburu liar.
- Tingkatan berikutnya yang lebih tinggi lagi adalah “Untuk mengasah pribadi dan menemukan hakekat diri”. Orang-orang yang memiliki tujuan seperti inilah orang yang mampu berguru pada alam. Mereka mendaki gunung untuk menyendiri dan merenung guna mendapatkan kedamaian dan pencerahan dari Tuhan dengan mengakrabi alam. Karena dengan begitu mereka akan tahu bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan alam apalagi Tuhan. Tujuan mendaki gunung seperti ini tidak hanya bisa dilakukan oleh para pertapa saja, yang biasanya mendaki gunung dan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama sampai mendapat ilmu. Namun, sebenarnya para pendaki gunung biasa juga bisa memiliki tujuan seperti ini, kebanyakan para pendaki yang sudah cukup berpengalaman biasanya mendaki gunung untuk tujuan seperti ini. Mereka mendaki gunung bukan lagi untuk hobi atau mengejar prestise, tetapi mereka mendaki karena “panggilan jiwa” yang harus terus dipenuhi. Mereka seolah tak bisa hidup jauh dari gunung. Meskipun telah lama tidak mendaki gunung, namun keinginan untuk mendaki itu pasti akan tetap ada karena sudah menjadi kebutuhan. Mereka meyakini bahwa ada banyak pelajaran yang bisa diperoleh dari mendaki gunung. Dengan mengakrabi alam, maka dengan sendirinya alam akan mengajarkan banyak ilmu kepada kita. Jadi, jelas bahwa gunung adalah media untuk menempa pribadi manusia sebelum akhirnya mendapatkan ilmu yang berasal dari Tuhan. Ilmu yang tak terbatas dan tidak bisa didapatkan hanya dari sekolah atau kuliah saja. Ilmu apakah itu? Ilmu tentang “hakikat diri dan Pemahaman akan arti kehidupan”. Bagaimana cara memahaminya? Salah satu caranya adalah dengan “Banyak mendaki gunung”. Demikian tadi beberapa tingkatan dalam mendaki gunung jika dilihat dari tujuannya. Namun diantara tingkatan tersebut sebenarnya masih ada tingkatan yang jauh lebih rendah lagi, yaitu mendaki gunung untuk “Eksploitasi hutan atau merusak hutan”. Namun tidak saya masukkan dalam tingkatan tersebut karena saya beranggapan itu seharusnya bukan merupakan tujuan mendaki gunung bagi para pendaki gunung. Jadi pastikan terlebih dahulu tujuan kita sebenarnya sebelum kita mendaki gunung, sehingga kegiatan yang kita lakukan nanti tidak akan sia-sia, dan jika nanti seandainya kita terpaksa harus mati di gunung sekalipunpun, maka kita tidak akan mati konyol karena minimal kita sudah memiliki tujuan yang jelas. Tak ada pendaki yang mati di gunung, mati sia-sia. Mereka hanya manusia biasa yang telah berani menghargai hidup dan memenuhi takdirnya saja. ‘Kematian’ ketika mendaki gunung adalah resiko yang harus dihadapi dengan keberanian.
Sabtu, 18 Juni 2016
MENDAKI SEBAGAI NILAI MORAL
MENGASAH PRIBADI DENGAN MENDAKI GUNUNG
GUNUNG ADALAH SUMBER ILMU
Jumat, 17 Juni 2016
SEBUAH KISAH KECIL DARI GUNUNG
Kamis, 16 Juni 2016
Beberapa Mitos Pendakian Gunung
Rabu, 15 Juni 2016
RENUNGAN
coba kita renungkan dan pikirkan baik-baik, pada saat kita semua menikmati alam ini setidaknya kita berniat untuk tidak merusaknya. mulailah berpikir solusi apa saja yang bisa kita ambil untuk menjaga dan mensejahterakan alam kita ini. alam tempat kita bernaung dan bersandar. tempat kita berbisik tenang dengan harapan di masa yang akan datang.
Kita semua tidak perlu berbuat banyak, berbicara lantang di forum atau media sosial, cukuplah kita bisa mulai menjaga kebersihan dan keasrian alam ini dari linkungan terkecil yaitu tempat tinggal kita sendiri. alam tidak membutuhkan pujian, "Alam kita adalah bumi yang subur, kekayaannya melimpah ruah... dan blablablabla". tapi satupun tidak ada yang memperdulikan dengan kelangsungan dan bagaimana ekosistem alam kita ini
Minggu, 12 Juni 2016
BERAGAM JENIS HUTAN
Beragam Jenis Hutan serta Manfaatnya
Hutan secara umum dapat diartikan sebagai suatu lahan luas yang banyak ditumbuhi pepohonan dan tidak dipelihara oleh orang atau tumbuh dengan sendirinya, secara liar.
A. Bagian Hutan Hutan seakan mempunyai tiga bagian. Bagian atas tanah, permukaan tanah, bawah tanah. Pada bagia atas tanah ada mahkota pohon, semak belukar, tanaman perdu, batang kayu. Pada bagian permukaan tanah terdapat rerumputan dan guguran dari daun, batang, atau cabang pohon. Guguran ini sangat subur dan merupakan habitat mikroorganisme juga serangga. Untuk bagian bawah tanah hutan, pastilah subur juga. Berkat humus dari daun, bunga, batang, atau cabang yang gugur. Menjadi tempat hidup cacing tanah.
B. Manfaat Hutan Hutan yang berisi aneka macam pepohonan, semak belukar, tanaman perdu, tentunya sangat bermanfaat tidak hanya bagi makhluk hidup, tapi juga lingkungan sekitarnya.
Beberapa manfaat dari hutan, antara lain :
- Paru-paru dunia
Pepohonan adalah penghasil oksigen. Dan dalam hutan terdapat berbagai macam pepohonan. Hutan berperan penting memenuhi kebutuhan oksigen di bumi.
- Habitat alami hewan.
Hutan adalah rumah/tempat tinggal bagi beragam flora dan fauna. Akan tetapi akibat terjadinya penebangan berlebihan, pembakaran hutan, habitat mereka jadi musnah. Hewan-hewan dan tumbuhan banyak mengalami kepunahan.
- Dapat menyerap dan menyimpan karbon.
Pepohonan yang tumbuh dengan baik di hutan akan dapat menyerap karbondioksida dari atmosfer bumi dan disimpan dalam akar, daun, tanah.
- Kebutuhan manusia terpenuhi. Hutan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia, sebagai contoh adalah menghasilkan kayu untuk mebel, rotan, madu, daun-daunan yang berguna sebagai obat herbal.
- Tempat bergantung.
Orang-orang yang mata pencahariannya bersinggungan dengan hutan, hasil-hasil hutan berupa kayu, madu, dan sebagainya, sangat bermanfaat dan menjadi tempat menggantungkan hidup. Termasuk juga flora dan fauna di dalamnya.
- Mencegah banjir.
Hutan yang terdapat di wilayah dataran rendah dapat menghambat air dan mencegah terjadinya banjir (Penyebab banjir).
- Berperan dalam mengatur iklim. Iklim yang sejuk dipengaruhi adanya hutan-hutan yang fungsinya masih baik. Sehingga dapat menciptakan udara segar bagi lingkungan.
- Sarana berolahraga.
Hutan pun bermanfaat untuk melakukan bermacam olahraga. Contohnya adalah olahraga sepeda, kemah, hiking, dan sebagainya.
- Tempat penelitian.
Para pakar ekosistem sangat senang melakukan riset terhadap berbagai jenis satwa atau flora yang terdapat di hutan.
- Menyimpan cadangan air. Pepohonan yang tumbuh di hutan dapat menyimpan air dalam jumlah besar sebagai cadangan.
- Cegah longsor dan erosi.
Akar tumbuhan atau pohon yang kokoh bisa menghindarkan kita dari bahaya erosi dan tanah longsor.
- Wisata.
Pengelolaan hutan yang baik dapat membuat hutan jadi tempat wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi.
C. Fungsi Hutan
- Fungsi konservasi.
Hutan yang difungsikan untuk melestarikan alam, flora, fauna, wisata alam.
- Fungsi produksi.
Hutan difungsikan untuk memproduksi kayu dan hasil hutan lainnya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
- Fungsi lindung.
Hutan yang befungsi melindungi tata air dan tanah bagi kawasan di sekelilingnya.
- Penyerap air.
Hutan dapat menyerap air, mencegah banjir dan erosi.
- Penghasil udara bersih.
Hutan yang ditumbuhi pepohonan, menghasilkan oksigen dan penyumbang oksigen terbesar di bumi.
Berikut ini adalah beberapa jenis jenis hutan di Indonesia dan dunia serta manfaatnya :
1. Jenis-jenis Hutan Berdasarkan Asalnya
- Hutan tinggi adalah hutan yang jenis pohonnya berasal dari biji, fisik pohon cenderung tinggi, dan memiliki umur panjang.
- Hutan sedang atau hutan campuran adalah hutan yang pohonnya banyak berasal dari tunas dan biji.
- Hutan rendah adalah hutan yang jenis pohonnya berasal dari tunas, fisik pohon cenderung rendah.
Ada juga yang mengelompokkan jenis hutan berdasarkan asalnya ke dalam dua kategori, yaitu :
- Hutan primer adalah jenis hutan yang belum pernah dirambah oleh manusia dan masih murni.
- Hutan sekunder adalah jenis hutan yang tumbuh kembali dengan sendirinya. Hutan ini tumbuh setelah mengalami penebangan luas atau rusak cukup parah. Biasanya spesies pohonnya pendek dan berukuran kecil. Akan tetapi jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, kita akan sulit untuk membedakan mana hutan primer dan mana hutan sekunder karena hutan sekunder pun bila sudah masuk usia beberapa ratus tahun akan berubah menjadi hutan primer.
2. Jenis Hutan Berdasarkan Fungsi
- Hutan suaka alam adalah hutan yang dimanfaatkan sebagai perlindungan terhadap alam (alam hayati). Yang termasuk dalam hutan suaka alam adalah cagar alam yang merupkan tempat perlindungan spesies tumbuhan dan satwa yang perlu perlindungan. Selain itu ada juga suaka margasatwa yang merupakan tempat perlindungan berbagai jenis satwa (terdapat pula jenis satwa unik).
- Hutan wisata yang diperuntukkan khusus untuk pariwisata (taman laut, taman wisata, dsb).Hutan lindung adalah jenis hutan yang bermanfaat untuk menjaga kondisi/kelestarian tanah dan air di wilayah tertentu.
- Hutan produksi adalah hutan yang dimanfaatkan untuk menghasilkan kayu atau non kayu. Dipakai sebagai mebel, obat-obatan, dalam industri kayu.
3. Jenis Hutan Menurut Proses Terjadinya
- Hutan alami/asli adalah hutan yang terbentuk secara alamiah (sebagai contoh hutan rimba).
- Hutan buatan adalah hutan yang terbentuk karena campur tangan manusia/buatan manusia. Sebagai contoh adalah hutan mangrove. Memang kebanyakan mangrove terbentuk secara alami, tetapi ada juga yang dibuat oleh manusia untuk membentengi bibir pantai dari hantaman gelombang laut yang kuat.
4. Hutan Menurut Tempatnya
- Hutan rawa adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah atau tempat yang tergenang air tawar/ tergenang oleh air tawar secara musiman.
- Hutan pantai adalah hutan yang tumbuh di tepian pantai dan tidak terpengaruh iklim.
- Hutan pegunungan adalah hutan yang pertumbuhan dan perkembangannya ada di wilayah pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 1200-3350 meter di atas permukaan air laut.
5. Hutan Menurut Jenis Pohonnya
- Hutan homogen adalah hutan yang ditumbuhi satu jenis tumbuhan saja. Contoh dari hutan homogen diantaranya hutan pinus, jati. Biasanya hutan homogen dibuat dengan maksud/tujuan tertentu seperti untuk penghijauan atau reboisasi.
- Hutan heterogen adalah hutan yang isinya bermacam jenis tumbuhan (pepohonan). Jenis hutan ini memiliki ciri pohon yang tinggi dengan daun pohon lebar. Di Indonesia banyak ditemui jenis hutan heterogen karena hutan ini biasanya terdapat di daerah tropis. Salah satu contoh hutan heterogen adalah hutan rimba.
6. Hutan Menurut Tujuannya
- Taman nasional adalah suatu daerah yang mendapat perlindungan dari pemerintah pusat. Taman nasional ini dilindungi dari berbagai polusi dan perkembangan manusia. Yang merupakan taman nasional terbesar yaitu Northeast Greenland National Park, berdiri sejak 1974.
- Hutan konservasi adalah hutan dengan suatu ciri khas yang berguna untuk menjaga kelangsungan aneka satwa dan tumbuhan termasuk ekosistemnya. Contoh dari hutan konservasi adalah taman wisata alam dan taman nasional.
- Hutan konversi adalah jenis hutan yang manfaatnya untuk keperluan pembangunan di luar bidang kehutanan. Contohnya transmigrasi, peternakan, pertambangan, perkebunan.
- Hutan lindung adalah suatu wilayah hutan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar supaya dilindungi, dengan tujuan menjaga fungsi ekologis hutan tersebut. Penjagaan hutan bertujuan agar masyarakat masih tetap bisa menikmati hasil dan manfaat dari hutan, seperti tata airnya serta kesuburan tanahnya. Beberapa fungsi hutan lindung bagi masyarakat dan lingkungan antara lain adalah mencegah terjadinya banjir, cegah intrusi air laut, tata air teratur, kesuburan tanah terjaga, pengendalian terhadap erosi.
- Hutan produksi adalah hutan yang memiliki manfaat untuk memproduksi berbagai hasil hutan yang bermanfaat bagi masyarakat. Terdapat batasan berupa HPH (Hak Penguasaan Hutan) bagi hutan yang dikelola untuk menghasilkan kayu. Penebangan harus diikuti penanaman kembali, supaya hutan tetap lestari. Kini kebanyakan menebang hutan seenaknya, kawasan HPH pun sering gundul akibat penebangan berlebihan.
7. Hutan Menurut Iklim
- Hutan hujan tropis adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah dengan curah hujan tinggi/daerah tropis. Hutan yang memiliki banyak spesies invertebrata dan vertebrata ini mempunyai ciri daun yang lebar, pohon berukuran tinggi, dan banyak pohonnya (rimbun) sehingga selalu terlihat hijau.
- Hutan hujan iklim sedang merupakan sejenis hutan yang sangat luas (berukuran raksasa) yang banyak dijumpai di Australia dan sepanjang pantai Pasifik meliputi California, Washington, Amerika Utara.
- Hutan musim tropik adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah tropik dengan iklim yang basah, akan tetapi musim kemaraunya berlangsung lama/panjang. Jenis hutan ini banyak dijumpai di Asia Tenggara dan juga India. Ketika musim kemarau tiba, pohon-pohon di hutan ini akan meranggas (menggugurkan daun).
- Hutan pegunungan tropik adalah sejenis hutan yang mirip dengn hutan hujan iklim sedang. Dengan struktur dan karakteristik berbeda.
- Hutan gugur iklim sedang adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang iklimnya sedang cenderung basah. Pohon yang terdapat di dalamnya adalah pohon berdaun lebar yan akan menggugurkan daun ketika musim dingin. Wilayah persebaran hutan gugur iklim sedang antara lain Amerika Tengah, Eropa, Amerika Serikat, Asia Timur.
- Hutan lumut adalah hutan yang memiliki spesies pohon kerdil dan ditumbuhi oleh lumut. Hutan lumut tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 2500 m.Taiga adalah hutan yang banyak ditumbuhi tanaman jenis konifera yang batang, daun, cabang, memiliki bentuk kerucut (jarum) dan hijau sepanjang tahun. Taiga banyak terdapat di Eropa, Asia, Amerika Utara. - Sabana adalah padang rumput tropis yang di dalamnya juga terdapat pohon besar. Bisa diartikan juga sebagai daerah peralihan antara hutan dengan padang rumput. Sabana dapat dijumpai di Australia dan Brazil.
- Gurun adalah padang pasir kering, daratan luas yang tidak memiliki pepohonan, panas, dan jenis tanamannya didominasi oleh kaktus.
8. Hutan Bedasarkan Umurnya
- Hutan seumur adalah hutan yang spesies tanamannya berumur serupa. Sebagai contoh adalah hutan tanaman.
- Hutan tidak seumur adalah hutan yang spesies tanamannya memiliki umur yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah hutan alam.
9. Hutan Berdasarkan Sifat Pembuatan
- Hutan alam atau natural forest
- Hutan buatan (man-made forest), contohnya hutan rakyat, hutan tanaman industri, hutan kota.
10. Hutan Berdasarkan Sifat Tanah
- Hutan mangrove adalah hutan yang kebanyakan tumbuh di tepian pantai. Jenis-jenis pohonnya antara lain pohon bakau, pedada, api-api, dan sebagainya.
- Hutan pantai adalah jenis hutan yang membentang di sepanjang pantai berpasir akan tetapi tidak landai. Jenis pohonnya antara lain pohon ketapang, pandan, waru, cemara laut. Hutan pantai terdapat di daerah selatan Jawa.
- Hutan rawa adalah hutan yang kebanyakan spesies pohonnya adalah pohon rawa seperti kempas, ramin, nyatoh.
11. Hutan Berdasarkan Keadaan Tanah
- Hutan rawa gambut adalah hutan yang sebagian besar berada di belakang tanggul sungai, hidup di lahan basah/tergenang air. Hutan ini terbentuk dari tumpukan bahan-bahan organik atau yang biasa disebut tanah gambut. Banyak terdapat di dekat pantai timur Sumatera, Papua, Kalimantan. Jika jumlahnya besar, hutan ini dapat berbentuk seperti kubah dan membentang di antara dua sungai yang besar.
- Hutan rawa air tawar adalah hutan yang selalu tergenang air tawar tanpa kenal musim.
- Hutan rawa bakau adalah hutan rawa yang ditumbuhi jenis tanaman bakau.
- Hutan tanah kapur adalah hutan yang tanahnya merupakan hasil pelapukan batu kapur.
- Hutan kerangas adalah hutan yang sangat sensitif terhadap gangguan, misal kebakaran hutan. Kerangas merupakan bahasa dayak Iban yang artinya tanah yang tak dapat ditanami padi. Kandungan tanah hutan kerangas miskin unsur hara. Beberapa spesies yang dapat hidup di hutan kerangas adalah kantung semar dan geronggang. Kantung semar dapat menangkap serangga dan menyerap nutrisinya sehingga dapat bertahan hidup di tanah hutan kerangas yang ekstrim. Geronggang merupakan sejenis pohon yang dapat hidup di lahan hutan yang pernah terbakar, berbatang keras, dan dapat bertahan dari panas.
12. Hutan Berdasarkan Letak Geografis
- Hutan tropika adalah hutan yang terdapat di daerah khatulistiwa.
- Hutan boreal adalah hutan yang ada di wilayah kutub.
- Hutan temperate merupakan hutan yang banyak tumbuh di daerah yang memiliki empat musim.
13. Hutan Berdasarkan Ketinggian
- Hutan pantai
- Hutan pegunungan bawah adalah jenis hutan yang tumbuh pada ketinggian antara 1000-1500 meter di atas permukaan air laut. Hutan ini disebut juga submontana.
-Hutan pegunungan atas adalah jenis hutan yang tumbuh pada ketinggian antara 1000-2400 meter di atas permukaan air laut.
- Hutan dataran rendah adalah hutan yang berkembang di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-1200 meter. Yang termasuk hutan dataran rendah adalah hutan hujan tropis yang dapat ditemui di Kalimantan dan Sumatera.
- Hutan kabut adalah hutan yang tumbuh di daerah tropis, biasanya dikelilingi oleh kabut (walau sedikit) dan awan. Curah hujannya tinggi dan minim pencahayaan.
- Hutan elfin adalah hutan kecil dengan spesies pohon kerdil yang sekelilingnya juga terdapat lumut.
14. Hutan Berdasarkan Susunan Jenisnya
- Hutan sejenis adalah hutan yang sebagian besar ditumbuhi pohon yang sejenis. Biasanya dapat tumbuh secara alami atau merupakan hutan buatan. Contohnya hutan tusam di daerah Kerinci dan Aceh.
- Hutan campuran adalah hutan dengan berbagai jenis dan spesies pepohonan. Selain dua hutan tersebut, ada pula yang mengelompokkan hutan berdasarkan susunan jenisnya menjadi hutan daun jarum atau yang lebih dikenal dengan hutan konifer dan hutan daun lebar, sebagai contoh adalah hutan meranti.
15. Hutan Berdasarkan Cara Tumbuh Kembali
- Hutan dengan permudaan alami adalah serbuk bunga maupun biji pohon tersebar bukan dilakukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan.
- Hutan dengan permudaan campuran adalah hutan yang tumbuh dengan diserbukkan alami dan sebagian ada peran manusia dalam rangka menumbuhkan hutan kembali.
- Hutan dengan permudaan buatan adalah hutan yang tumbuh akibat serbuk bunga maupun biji yang disebarkan oleh manusia.
16. Hutan Menurut Biogeografi
- Kawasan Paparan Sahul (bagian timur) jenis hutan termasuk flora dan faunanya banyak menyerupai yang ada di benua Australia.
- Kawasan Paparan Sunda (bagian barat) jenis hutan termasuk flora dan faunanya banyak menyerupai yang terdapat di benua Asia/daratan Asia.
- Kawasan Wallace/laut dalam (bagian tengah) jenis hutan termasuk flora dan faunanya merupakan jenis endemik atau hanya terdapat di tempat tersebut dan tidak bisa ditemukan di wilayah lainnya.
17. Hutan Menurut Pemanfaatan Lahan
- Hutan tetap : 88,27 juta ha
- Hutan konservasi : 15,37 juta ha
- Hutan lindung : 22,10 juta ha
- Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
- Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
- Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha
- Areal pegununan non hutan : 7,96 juta ha.
Penyebab Rusaknya Hutan
1. Penegakan Hukum Lemah Maraknya perusakan dan pembakaran hutan oleh manusia disebabkan hukum yang lemah. Hukuman berat tidak bisa menjangkau otak dari pembakar hutan tersebut. Kebanyakan yang ditangkap baru pelaku di lapangan atau orang yang membakar lahan. Biasanya pelaku lapangan ini adalah orang-orang suruhan dengan bayaran tertentu. Tidak ada ketegasan hukum bagi pelaku yang merupakan otak atau yang menyuruh membakar lahan. Mereka seolah tidak tersentuh hukum.
2. Mental Manusia Cara pandang manusia yang beraliran antrhropocentric (kebanyakan menganut pemikiran ini) mengakibatkan manusia berpikir bahwa ia adalah pusat atau tujuan akhir alam semesta ini. Manusia jadi egois dan dominan. Tindakan yang dilakukan hanya untuk kepentingan diri semata tanpa memikirkan dampak lainnya. Lebih cenderung memikirkan kepentingan yang sekarang (ada di depan mata) daripada kepentingan masa depan (yang akan datang nanti). Hutan hanya dianggap sebagai sumber pendapatan. Hutan dieksploitasi dan dimanfaatkan seenaknya sendiri, sesuka hatinya. Membuka hutan yang biasa dilakukan dengan penebangan hutan berlebih atau pembakaran dengan alasan untuk lahan pertanian, sangat sering terjadi dan tidak hanya menimpa satu kawasan hutan saja, melainkan berpindah dari satu hutan ke hutan lainnya. Para pengusaha banyak menjadikan lahan hutan yang sudah bersih itu sebagai tempat pertambangan dan perkebunan. Mereka beralasan membuka hutan untuk kepentingan masyarakat, karena dapat membuat lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran. Eksploitasi hutan berlebihan tanpa dibarengi dengan penanaman kembali hutan tersebut berdampak pada rusaknya hutan.
3. Kepentingan Perekonomian Kepentingan ekonomi selalu di atas kepentingan pelestarian ekologi. Pelestarian ekologi menjadi tersisihkan. Pengelolaan hutan berjalan segaris dengan percepatan otonomi daerah. Seperti yang kita tahu, otonomi daerah akan mendorong tiap-tiap daerah untuk mencari sumber daya alam paling banyak. Daerah padat sumber daya alam biasanya dijadikan pusat dari industri dikarenakan kemampuan dalam mengolah teknologi yang belum memadai, cenderung rendah. Dan anggapan bahwa eksploitasi hutan (termasuk juga sumber daya alam lain) merupakan cara termudah. Sehingga banyak yang menggantungkan investasinya di hasil-hasil alam. Untuk hutan, hasilnya berupa kayu yang dapat dipakai untuk mebel, rotan, hasil tambang, dan lainnya. Kebanyakan yang melakukan pengerukan hasil-hasil alam, tidak memperhatikan konservasi dan melibatkan para aktivis illegal yang dapat membuat keadaan hutan semakin parah dan rusak. Perebutan ruang atau aset ekonomi sering juga terjadi. Pemerintah daerah menginginkan investasi yang cepat untuk daerahnya, kebanyakan adalah pertambangan atau lahan kelapa sawit. Saat peran dari kawasan konservasi diragukan karena tidak bisa memberi banyak manfaat terutama untuk menunjang perekonomian masyarakat, maka masyarakat dan pemerintah daerah akan susah untuk berpihak pada kawasan konservasi.
Sekilas Tentang Hutan
Hutan banyak terdapat di daerah yang luas di dunia ini dan memiliki beragam fungsi, diantaranya untuk melestarikan tanah, habitat berbagai hewan juga tumbuhan. Persebaran hutan mulai dari pegunungan, daerah beriklim tropis, iklim dingin, dataran tinggi, pantai, dataran rendah, dan lainnya. Selain itu di dalam hutan ada berbagai macam spesies tanaman dan hewan. Pohon adalah sejenis tanaman yang dapat hidup lama (berumur panjang) dan umumnya berukuran tinggi. Pohon berbeda dengan tanaman padi atau sayur karena pohon mempunyai mahkota daun. Kelompok pepohonan baru bisa dinamakan hutan apabila kelompok tersebut dapat menciptakan kondisi yang khas dan iklim tersendiri (berbeda dengan daerah sekitarnya). Flora dan fauna yang hidup di hutan harus pandai beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Karena jika hewan dan tumbuhan tidak bisa beradaptasi, keduanya tidak akan dapat berkembang di kawasan itu dan mungkin mengalami kepunahan atau tersisih. Sebagai contoh adalah ditemukannya spesies bakau di wilayah pantai dangkal. Hal ini disebabkan oleh kemampuan bakau menggunakan akar untuk bernapas sesuai dengan kondisi iklim pantai dan keadaan tanahnya, juga ketahanan pohon ini terhadap air asin. Cara adaptasi tumbuhan dan hewan di kawasan tertentu akan berpengaruh pada keadaan tanah daerah itu. Supaya bisa tetap bertahan di suatu daerah, jenis hewan dan tumbuhan wajib untuk memilih, akan menjadi musuh atau jadi sekutu. Misalnya simbiosis mutualisme yang terjadi antara burung kuntul yang suka hinggap di atas punggung banteng untuk memakan kutu banteng. Kesimpulannya, hutan merupakan satu bentuk kehidupan yang unik, khas, rumit. Di mana semua penghuni hutan saling menyesuaikan diri satu sama lain yang berdampak pada terbentuknya bermacam jenis hutan (hutan rawa, hutan pantai, hutan hujan tropis, sabana, dsb).
Jumat, 10 Juni 2016
MATAHARI TERBIT DAN TENGGELAM
Kamis, 09 Juni 2016
Tips Mendaki Gunung Agar Terhindar Dari Risiko Tersesat dan Kecelakaan
Tips Mendaki Gunung Agar Terhindar Dari Risiko Tersesat dan Kecelakaan
Mendaki gunung saat ini sudah menjadi kegiatan yang semakin populer. Rasanya belum keren anak muda kalau belum pernah naik gunung, apalagi setelah dipopulerkan oleh film yang menceritakan kawanan sahabat yang naik Semeru tanpa koordinasi dan persiapan, dan naik Mahameru hanya bermodal 1 Botol Air untuk berenam :D. Ditambah lagi sekarang film tentang pendakian Rinjani, dimana sang aktris naik gunung memakai hotpants dan tanktop :D. Gunung, walaupun semakin populer menjadi destinasi untuk adventure, bukanlah tempat yang bisa diremehkan. Berbeda dengan destinasi lainnya, butuh persiapan yang matang untuk mendaki gunung. Bahkan, walaupun sudah melakukan persiapan, tidak jarang hal yang tidak diinginkan terjadi. Cuaca yang sering berubah, kabut,,badai, hujan, ataupun letusan gunung, menjadi risiko yang bisa mengancam kapanpun. Lalu gimana sih caranya agar terhindar dari tersesat atau kecelakaan saat naik gunung? Kita tidak bisa menantang kuasa Tuhan dan ganasnya alam, tapi setidaknya risiko tersebut dapat dihindari jika kita tetap rendah hati, taat aturan, santun, dan mengikuti tips yang dihimpun dari pengalaman dan berbagai sumber ini. Yuk simak bersama!
1. Ikuti Tata Tertib dan Adat Istiadat Lokal Peraturan ada untuk dilanggar, itu biasanya guyonan kita, ya nggak? Tapi cobalah untuk guyonan kalau kamu sedang adventure di gunung, pantai, laut, atau alam bebas lainnya. Peraturan ada untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Termasuk juga aturan ketika di gunung. Ikuti tata tertib pendakian, dan ikuti semua petunjuk dan arahan dari basecamp. Basecamp yang dijaga penduduk setempat bersama Ranger dari dinas terkait, lebih paham kondisi gunung daripada kamu yang pendatang. Kalau memang kita tidak diperbolehkan naik karena kondisi yang tidak memungkinkan, jangan ngeyel dan keras kepala. Nyawa kita taruhannya…
2. Lengkapi Perlengkapan Perlengkapan gunung memang nggak bisa dibilang murah, namun nyawa kita juga nggak murah. Lengkapi perlengkapanmu, mulai dari perlengkapan pribadi yang paling penting seperti sepatu, carrier/daypack, sandal, jaket, sarung tangan, buff/masker, dan lain sebagainya. Masih merasa mahal juga? sekarang banyak persewaan alat outdoor yang bisa kamu pinjam, atau kamu bisa cari perlengkapan pengganti yang setara dengan perlengkapan standar mendaki gunung.
3. Jangan Hanya cukup, Lebihkan Logistik Yang Kamu Bawa Logistik, bahan makanan dan air, adalah hal yang paling penting. Di atas gunung rata-rata tidak ada warung (Pengecualian untuk warung mbok yem yang berada di gunung lawu). Siapkan bahan makanan yang tahan lama, praktis, dan mudah diolah seperti sosis siap makan, sardine, lontong, sayuran kering, biscuit, ataupun sereal. Lebihkan logistik untuk 2-3 hari (sesuaikan dengan jarak tempuh pendakian) untuk berjaga-jaga kalau kita tersesat dan harus survival. Ingat! Di Gunung kita nggak bisa dengan centilnya teriak :”Lets get Lost! Lets Gooo!” :D. Lost di gunung bisa sekali berubah jadi Death.. waspadalah waspadalah.
4. Pelajari Jalur Pendakian Pelajari jalur pendakian gunung yang akan kamu daki. Saat ini, banyak catatan perjalanan, artikel, dan berita bertebaran di Internet. Cari informasi sebanyak-banyaknya meliputi peta, nama-nama pos, ketersediaan sumber air, persimpangan jalan, ataupun lama waktu perjalanan. Dengan informasi yang cukup, setidaknya kamu tidak “buta” sama sekali dan tidak panik saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
5. Jangan Curi-curi Untuk Menghindari Bayar Tiket, Lapor ke Basecamp Beberapa Gunung menerapkan biaya retribusi yang agak tinggi, seperti gunung Semeru. Dana retribusi yang tinggi ini “katanya” digunakan untuk biaya pemulihan ekosistem dan penjagaan taman nasional. Terlepas dari benar tidaknya dana tersebut dialokasikan, jangan sekali-kali lewat “jalur belakang” dan tidak melapor ke Basecamp. Kalau kita tidak melapor ke Basecamp, sebenarnya tidak masalah karena tiket juga tidak diperiksa. Namun namamu dan kelompokmu tidak tercatat di Basecamp. Akan menjadi panjang masalahnya kalau terjadi apa-apa dengan kelompokmu. Lapor ke Basecamp setidaknya akan membuat Ranger bisa menghitung pengunjung yang naik maupun yang turun gunung, sehingga memudahkan koordinasi dengan pihak terkait.
6. Ikuti Jalur Resmi Pendakian Banyak jalan menuju puncak. Di sepanjang jalur, biasanya ada juga jalur crossing yang langsung menanjak, ataupun jalan pintas. Jangan sesumbar, dan ikutilah terus jalur resmi. Selain terdapat banyak petunjuk jalan, jalur resmi merupakan jalur lalu lintas utama para pendaki, sehingga apabila terjadi sesuatu pada kelompokmu akan dengan cepat diketahui.
7. Apapun Yang Terjadi, Jangan Terpisah Dari Rombongan, dan Jangan Meninggalkan Teman Sendirian Rombongan dalam mendaki gunung biasanya secara alamiah akan terpisah. Yang jalannya pelan akan di belakang, sedangkan yang tenaga kuda akan selalu di depan. Apalagi akan selalu ada teman yang keluar “ego” nya, dan ada juga teman yang sok bilang “kalian duluan aja nanti gue nyusul”. Big No. Jangan pernah terpisah dari rombongan, apalagi terpisah seorang diri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Di Gunung biasanya susah sinyal, dan apabila teman kita tersesat sendirian, biasanya dia akan mudah panik dan akan berakibat fatal. Bersama selalu lebih baik daripada sendiri. Setuju gaes?
8. Jangan Melawan Alam Cuaca di gunung tidak bisa diprediksi. Cuaca panas bisa berubah sekejap menjadi berkabut tebal bahkan badai di siang hari. Alam tidak untuk ditaklukkan men, lebih baik cari aman saja. Apabila jalur pendakian tertutup kabut tebal dengan jarak pandang yang semakin pendek, lebih baik berhenti saja karena senter juga tidak akan membantu. Jalur pendakian yang biasanya terdapat jurang di sisinya, akan sangat berbahaya apbila jarak pandang kita pendek.
9. Hilangkan Nafsu Menaklukkan Puncak Puncak adalah bonus. Kebersamaan, perjalanan, dan renunganlah yang utama ketika kita naik gunung. Jangan sampai nafsu memburu puncak membuatmu meninggalkan teman-temanmu. Apalah artinya sampai puncak kalau sendirian? Sukses itu berjamaah bro, setuju?
10. Terus Berkomunikasi Dengan Basecamp Terus berkomunikasi dengan basecamp. Syukur-syukur kalau ada sinyal. Kalau tidak, kamu bisa membawa atau menyewa Handie Talkie yang bisa berhubungan terus dengan basecamp. Mendaki gunung adalah hak semua orang, namun Gunung juga punya hak untuk tetap lestari. Banyaknya orang yang naik gunung tidak akan menjadi masalah apabila kita menjaga kebersihan, tidak merusak alam, dan berkontribusi pada masyarakat sekitar kawasan.